Rabu, 18 Maret 2015

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN DISSOLVED OXYGEN (DO) | KIMIA LINGKUNGAN



PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN DISSOLVED OXYGEN (DO)

      I.            Hari, Tanggal
Hari                 :
Tanggal           :
Tempat            : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

  II.            Materi
Pemeriksaan Dissolved Oxygen (DO) pada air sampel.

III.            Dasar Teori
Proses aerasi biasa dilakukan pada pengelolaan air untuk suatu tujuan tertentu. Aerasi dapat menurunkan kandungan gas-gas terlarut,seperti CO2 atau H2S, bahkan dapat menghilangkan besi dan mangan. Aerasi juga dapat dilakukan untuk tujuan memperbaiki rasa dan bau pada proses penyediaan air minum. Adanya oksigen yang terlarut (DO) dalam air dapat meningkatkan aktivitas kehidupan ikan dan organisme-organisme yang lebih kecil dalam air. Sebaliknya, ada oksigen terlarut yang cukup tinggi dalam air dapat menyebabkan korosi, apalagi pada sistem saluran air panas. Untuk itu pada beberapa industri tidak dikehendaki adanya kandungan oksigen terlarut yang tinggi dalam air yang akan digunakan untuk proses industri, terutama yang menggunakan alat-alat dari besi. Pada pemeriksaan oksigen terlarut ini akan mengalami beberapa proses reaksi, yang mana pada tahap awal oksigen diendapkan sebagai MnO2 (berwarna kuning coklat) dengan penambahan Mn dalam suasana basa. Dengan penambahan asam kuat, MnO2 akan larut. Yang selanjutnya mengoksidasi Iodide (I-) menjadi Iodium (I2). Iodium yang membentuk ditentukan dengan larutan natiosulfat dengan indikator amylum.

IV.            Alat dan Bahan
v  Alat     :
1.      Botol oksigen vol 200/250 ml
2.      Peralatan titrasi dengan buret basa
3.      Labu Erlenmeyer 250 ml
4.      Gelas ukur 500 ml
5.      Pipet ukur
6.      Pipet tetes
7.      Statif
v  Bahan :
1.      Larutan MnSO4  20%
2.      Reaksi O2 berisi NaOH + KI
3.      H2SO4 pekat
4.      Titrasi Na2S2O3 0,025 N
5.      Indikator larutan amylum 2%


  V.            Cara Kerja
1.      Memasukkan air kran kedalam botol O2 sampai penuh kemudian botol ditutup sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya.
2.      Menuangkan isi botol kedalam gelas ukur volume 500 ml, melihat berapa volumenya.
3.      Memasukkan air sampel kedalam botol O2 yang telah diketahui volumenya, masukkan melalui dinding dengan hati-hati jangan sampai terjadi aerasi. Mengisinya sampai penuh, kemudian menutup botol sedemikian rupa sehingga tidak ada gelembung didalamnya.
4.      Menambahkan larutan MnSO4 20% sebanyak 2 ml dan 3 ml pereaksi O2.
5.      Kemudian menutup botol dan menggojok botol kuat-kuat (bolak-balik) hingga homogen.
6.       Mendiamkan larutan sebentar, mengamati endapan yang terbentuk. Jika timbul endapan putih berarti DO = 0 (pemeriksaan berhenti), apabila endapan berwarna coklat berarti DO = + (ada) dan pemeriksaan dilanjutkan.
7.      Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat kemudian gojog hingga endapat larut lagi dan timbul warna kuning.
8.      Mengambil 200 ml sampel + X ml. X adalah tumpahan air sampel setelah ditambahkan MnSO4 dan pereaksi O2.
9.      Menitrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai warna kuning berubah menjadi kuning jerami.
10.  Menambahkan 1-2 ml amylum sampai warna kuning jerami berubah menjadi warna biru.
11.  Melanjutkan titrasi hingga warna biru tepat hilang, mencatat hasil titrasi yang tertera pada buret.


VI.            Hasil
·         Hasil Titrasi
Pemeriksaan
Awal
Akhir
Titrasi
DO amylum
0
8 ml
8 ml


VII.            Perhitungan
·         Mencari X (tumpahan)
Diketahui        :
V = Volume botol O2
P = Jumlah volume pereaksi yang ditambahkan
Hitungan         :
X =  200
   =  200
   =  200 . 0,0256
   =  5,1 ml

·         Mencari Kadar DO
Diketahui        :
a  =  ml titrasi Na2S2O3                               BA O  = 16
f  =  Factor Na2S2O3                           Val O = 2
Hitungan         :
Kadar DO  =  

                  =  

                  =  7,96 mg/L

VIII.            Pembahasan
Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar DO dalam air sampel kadar DO da[at dengan cara mereaksi air sampel denga 2 ml MnSO4 20% dan 3 ml pereaksi O2. Pemeriksaan DO tidak dilanjutkan apabila timbul warna putih (endapan), karena pemeriksaan ini timbul endapan berwarna coklat maka pemeriksaan dilanjutkan. Selanjutnya larutan dalam botol oksigen yang telah diketahui volumenya yaitu 280 ml, ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat hingga endapan larut. Sebelum dititrasi larutan tersebut dipindah kedalam labu erlenmeyer untuk memudahkan titrasi. Larutan yang dimasukkan kedalam labu erlenmeyer adalah 200 ml + 5,1 ml, kemudian dititrasi  dengan Na2S2O3 0,025 N sampai warna kuning kecoklatan berubah menjadi kucing jerami, lalu ditambah indikator amylum hingga timbul warna biru. Sesudah itu titrasi dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Volum titrasi yaitu 8 ml. Dari hasil percobaan diatas didapatkan kadar DO sebesar 7,96 mg/L. Maka kualitas air sampel bisa dikatakan baik bila dibandingkan dengan PerMenKes 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan larutan air, karena DO diatas kadar minimal yang ditentukan yaitu 4,0 mg/L.

IX.            Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapatkan hasil pemeriksaan kadar DO sebesar 7,96 mg/L, O2 dalam air sangatlah penting karena berfungsi untuk kehidupan biota air dan DO atau O2 terlarut bisa digunakan unruk self purification.




LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KESADAHAN | KIMIA LINGKUNGAN



LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN KESADAHAN


I.                  Hari, tanggal
Hari           : Jumat
Tanggal     : 28 November 2014
Tempat      : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

II.               Materi
Pemeriksaan kesadahan total, kesadahan oleh ion Ca, dan kesadahan oleh ion Mg yang terkandung dalam air.

III.           Dasar Teori
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion – ion kalsium dan magnesium di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Kation –kation polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun, tetapi karena kation pada umumnya berada dalam bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu, penetapan kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar magnesium dan kalsium. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion magnesium dan kalsium tiap liter sampel air.
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion – ion dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Sr, Mn, dan Zn dalam bentuk garam sulfat dan bikarbonat, tetapi perannya sangat kecil.

IV.           Alat dan Bahan
Alat :                                                                     Bahan :
-          Buret 50 ml                                                     - Air sampel
-          Tabung erlenmeyer                                          - Titran EDTA
-          Pipet tetes                                                       - Buffer kesadahan
-          Corong                                                            - Indikator murexid
-          Labu ukur                                                        - Indikator EBT
-          Statif dan klem                                               - NaCN
                                                                        - NaOH


V.               Cara Kerja
Pemeriksaan kesadahan total
1.      Memasukkan 100 ml sampel ke dalam tabung erlenmeyer.
2.      Kemudian menambahkan 1 ml larutan buffer kesadahan.
3.      Menambahkan sepucuk sendok kecil NaCN dan indikator EBT.
4.      Kemudian akan terbentuk ikatan sementara Ca / MgEBT berwarna merah.
5.      Lalu dititrasi dengan EDTA 0,01 M hingga warna berubah menjadi biru.
6.      Mencatat volume titrasi.

Pemeriksaan oleh ion Ca
1.      Memasukkan 100 ml sampel ke dalam tabung erlenmeyer.
2.      Menambahkan 2 ml NaOH.
3.      Menambahkan murexid sepucuk sendok kecil, akan terbentuk ikatan sementara Ca murexid berwarna merah.
4.      Lalu dititrasi dengan EDTA 0,01 M hingga warna berubah menjadi ungu.
5.      Mencatat volume titrasi.

VI.           Hasil
Hasil titrasi kesadahan total dan kesadahan oleh ion Ca oleh titran EDTA.
Pemeriksaan
Awal
Akhir
Titrasi
Kesadahan total
8,2 ml
23 ml
14,8 ml
Kesadahan oleh ion Ca
25,4 ml
34,6 ml
9,2 ml

VII.        Perhitungan
Diketahui :
a = ml titrasi kesadahan total
b = ml titrasi kesadahan oleh ion Ca
f = faktor EDTA = 0,994
M = molaritas EDTA = 0,01 M
BM CaCO3 = 100
BM Ca = 40
BM Mg = 24,3

Hitungan :
1.      Kesadahan total sebagai CaCO3 :
ð   x a x f x M x BM CaCO3
  =   x 14,8 x 0,994 x 0,01 x 100
  =  147,112 mg/L CaCO3
2.      Kesadahan oleh ion Ca
ð   x b x f x M x BA Ca
  =  x 9,2 x 0,994 x 0,01 x 40
                          =  36,5792  mg/L Ca
3.      Kesadahan oleh ion Mg
ð   x (a - b) x f x M x BA Mg
  =   x (14,8 – 9,2) x 0,994 x 0,01 x 24,3
  =   x 5,6 x 0,994 x 0,01 x 24,3
  =  13,526 mg/L Mg

VIII.    Pembahasan
Asam Ethylen Diamin Tetra Acetic dan garam sodium ini (singkatan Na-EDTA) membentuk suatu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Erichrome Black T (EBT) atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan magnesium, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah menjadi kompleks larutan akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi.
Penentuan Ca2+ dan Mg2+ sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. Ph untuk titrasi adalah 10 dengan indikator EBT. Pada pH kebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexid. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca2+. Seharusnya Ca2+ tidak ikut terkoresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesadahan air yang telah dilakukan diperoleh hasil 147,112 mg/L CaCO3. Hal tersebut berarti kesadahannya masih normal atau dibawah batas yang ditentukan oleh PerMenKes yaitu 500 mg/L CaCO3, sehingga air sampel tersebut aman untuk dikonsumsi.

IX.           Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kesadahan total sebagai CaCO3 adalah 147,112 mg/L CaCO3
2.      Kesadahan oleh ion Ca adalah 36,5792 mg/L Ca
3.      Kesadahan oleh ion Mg adalah 13,526 mg/L Mg
4.      Air sampel tersebut aman untuk dikonsumsi karena kesadahan totalnya dibawah batas yang ditentukan PerMenKes yaitu 500 mg/L CaCO3