PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN
DISSOLVED OXYGEN (DO)
I.
Hari,
Tanggal
Hari
:
Tanggal :
Tempat
: Laboratorium Kimia Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
II.
Materi
Pemeriksaan
Dissolved Oxygen (DO) pada air
sampel.
III.
Dasar
Teori
Proses
aerasi biasa dilakukan pada pengelolaan air untuk suatu tujuan tertentu. Aerasi
dapat menurunkan kandungan gas-gas terlarut,seperti CO2 atau H2S,
bahkan dapat menghilangkan besi dan mangan. Aerasi juga dapat dilakukan untuk
tujuan memperbaiki rasa dan bau pada proses penyediaan air minum. Adanya
oksigen yang terlarut (DO) dalam air dapat meningkatkan aktivitas kehidupan
ikan dan organisme-organisme yang lebih kecil dalam air. Sebaliknya, ada
oksigen terlarut yang cukup tinggi dalam air dapat menyebabkan korosi, apalagi
pada sistem saluran air panas. Untuk itu pada beberapa industri tidak
dikehendaki adanya kandungan oksigen terlarut yang tinggi dalam air yang akan
digunakan untuk proses industri, terutama yang menggunakan alat-alat dari besi.
Pada pemeriksaan oksigen terlarut ini akan mengalami beberapa proses reaksi,
yang mana pada tahap awal oksigen diendapkan sebagai MnO2 (berwarna
kuning coklat) dengan penambahan Mn dalam suasana basa. Dengan penambahan asam
kuat, MnO2 akan larut. Yang selanjutnya mengoksidasi Iodide (I-)
menjadi Iodium (I2). Iodium yang membentuk ditentukan dengan larutan
natiosulfat dengan indikator amylum.
IV.
Alat
dan Bahan
v Alat
:
1.
Botol oksigen vol 200/250 ml
2.
Peralatan titrasi dengan buret basa
3.
Labu Erlenmeyer 250 ml
4.
Gelas ukur 500 ml
5.
Pipet ukur
6.
Pipet tetes
7.
Statif
v Bahan
:
1.
Larutan MnSO4 20%
2.
Reaksi O2 berisi NaOH + KI
3.
H2SO4 pekat
4.
Titrasi Na2S2O3
0,025 N
5.
Indikator larutan amylum 2%
V.
Cara
Kerja
1.
Memasukkan air kran kedalam botol O2
sampai penuh kemudian botol ditutup sehingga tidak ada gelembung udara
didalamnya.
2.
Menuangkan isi botol kedalam gelas ukur
volume 500 ml, melihat berapa volumenya.
3.
Memasukkan air sampel kedalam botol O2
yang telah diketahui volumenya, masukkan melalui dinding dengan hati-hati
jangan sampai terjadi aerasi. Mengisinya sampai penuh, kemudian menutup botol
sedemikian rupa sehingga tidak ada gelembung didalamnya.
4.
Menambahkan larutan MnSO4 20%
sebanyak 2 ml dan 3 ml pereaksi O2.
5.
Kemudian menutup botol dan menggojok
botol kuat-kuat (bolak-balik) hingga homogen.
6.
Mendiamkan larutan sebentar, mengamati endapan
yang terbentuk. Jika timbul endapan putih berarti DO = 0 (pemeriksaan
berhenti), apabila endapan berwarna coklat berarti DO = + (ada) dan pemeriksaan
dilanjutkan.
7.
Menambahkan 2 ml H2SO4
pekat kemudian gojog hingga endapat larut lagi dan timbul warna kuning.
8.
Mengambil 200 ml sampel + X ml. X adalah
tumpahan air sampel setelah ditambahkan MnSO4 dan pereaksi O2.
9.
Menitrasi dengan Na2S2O3
0,025 N sampai warna kuning berubah menjadi kuning jerami.
10. Menambahkan
1-2 ml amylum sampai warna kuning jerami berubah menjadi warna biru.
11. Melanjutkan
titrasi hingga warna biru tepat hilang, mencatat hasil titrasi yang tertera
pada buret.
VI.
Hasil
·
Hasil Titrasi
Pemeriksaan
|
Awal
|
Akhir
|
Titrasi
|
DO amylum
|
0
|
8 ml
|
8 ml
|
VII.
Perhitungan
·
Mencari
X (tumpahan)
Diketahui :
V = Volume botol O2
P = Jumlah volume pereaksi yang
ditambahkan
Hitungan :
X =
200
= 200
= 200 . 0,0256
= 5,1 ml
·
Mencari
Kadar DO
Diketahui :
a
= ml titrasi Na2S2O3 BA O = 16
f
= Factor Na2S2O3 Val
O = 2
Hitungan :
Kadar DO
=
=
= 7,96 mg/L
VIII.
Pembahasan
Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar DO dalam
air sampel kadar DO da[at dengan cara mereaksi air sampel denga 2 ml MnSO4
20% dan 3 ml pereaksi O2. Pemeriksaan DO tidak dilanjutkan apabila
timbul warna putih (endapan), karena pemeriksaan ini timbul endapan berwarna
coklat maka pemeriksaan dilanjutkan. Selanjutnya larutan dalam botol oksigen
yang telah diketahui volumenya yaitu 280 ml, ditambahkan 2 ml H2SO4
pekat hingga endapan larut. Sebelum dititrasi larutan tersebut dipindah kedalam
labu erlenmeyer untuk memudahkan titrasi. Larutan yang dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer adalah 200 ml + 5,1 ml, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
0,025 N sampai warna kuning kecoklatan berubah menjadi kucing jerami, lalu
ditambah indikator amylum hingga timbul warna biru. Sesudah itu titrasi
dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Volum titrasi yaitu 8 ml. Dari
hasil percobaan diatas didapatkan kadar DO sebesar 7,96 mg/L. Maka kualitas air
sampel bisa dikatakan baik bila dibandingkan dengan PerMenKes 416 tahun 1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan larutan air, karena DO diatas kadar
minimal yang ditentukan yaitu 4,0 mg/L.
IX.
Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapatkan hasil pemeriksaan kadar DO
sebesar 7,96 mg/L, O2 dalam air sangatlah penting karena berfungsi
untuk kehidupan biota air dan DO atau O2 terlarut bisa digunakan
unruk self purification.