Selasa, 05 Januari 2016

MAKALAH KOLERA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
   Cholera umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi yang buruk yang menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas merupakan mekanisme utama penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika selatan.
   Fasilitas ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat mengakibatkan hamper tidak pernah terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul karna kerang yang diambil dari perairan pantai yang tercemar oleh kotoran, dimakan mentah. Cholera dapat juga ditularkan oleh kerang yang dipanen dari air yang tidak tercemar karena V. cholera O1 merupakan bagian dari Mikrobiota penghuni alami perairan pantai.
   Vibrio Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam masnifestasi exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya gejala dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari bangku cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa hari.

1.2         Tujuan
            1.         Untuk memenuhi tugas epidemiologi
            2.          Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit                    kolera



 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Kolera
            Penyakit kolera atau yang dikenal dengan penyakit biru disebabkan oleh infeksi bakteri vibrio cholera  (v. cholerae) dan biasanya menyerang saluran pencernaan yakni usus. Penyakit infeksi akut ini disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholera. Bakteri kolera menyebabkan tubuh mengeluarkan cairan berlebih karena produksi racun enteroxitin. Penjangkitan penyakit ini melalui air yang telah terkontaminasi oleh feaces (ekskresi kotoran) manusia. Baik itu melalui pemakaian air yang telah terkontaminasi secara langsung maupun melalui konsumsi makanan yang telah tekontaminasi virus kolera dan dimasak tidak benar, misal ikan, kepiting udang, kerang. Di samping itu juga dari muntahan orang yang terinfeksi kolera.
          Virus kolera memiliki masa inkubasi yang relatif cepat selama gejala orang yang terjangkit penyakit kolera dapat dikenali melalui beberapa tanda. Pengeluaran cairan yang berlebih melalui muntah dan diare. Sebagian orang yang terkena kolera akan mengalami diare dalam jumlah berlebih dan mengalami dehidrasi hebat hingga menyebabkan kematian. Umumnya orang akan terkena kolera setelah menelan bakteri vibrio cholerae yang sudah mengontaminasi sumber makanan atau air. Sekitar 5%-10% dari orang yang sebelumnya sehat akan mengalami diare hebat dalam waktu sekitar satu sampai lima jam setelah menelan bakteri vibrio cholerae. Kolera menjadi masalah kesehatan bagi penduduk di negara-negara berkembang di dunia, terutama di Afrika, Asia Selatan dan Amerika Latin. Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:

1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri
2. Vibrio cholera serogrup O1.

Dalam kebanyakan kasus, Vibrio cholerae serogrup O1 adalah jenis Vibrio cholerae yang menyebabkan kolera. Vibrio cholera serogrup O139, sebuah Vibrio cholerae serogrup O1 non-bakteri, adalah penyebab lain dari kolera. Ada sekitar 70 spesies lain dari Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri, namun spesies lainnya jarang menyebabkan diare.

Bagaimana bakteri vibrio cholerae mempengaruhi tubuh?
          Bakteri vibrio cholerae umumnya sangat sensitif terhadap keberadaan asam di lambung dan saluran pencernaan. Asam lambung akan membunuh sejumlah kecil bakteri sebelum akhirnya mereka berkembang biak di dalam tubuh. Tapi, ketika bakteri dalam jumlah besar mengeroyok sistem pertahanan alami tubuh, mereka akan tumbuh di usus kecil dan turut keluar melalui kotoran (feces) orang yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi kolera ringan atau tidak menunjukkan gejalanya -terutama bagi mereka yang personal higiene-nya buruk- akan menyebarkan infeksi dengan mengontaminasi makanan langung dengan kotoran yang terinfeksi.
Bakteri kolera

2.2       Penyebab Kolera
          Bakteri vibrio cholerae biasanya ditemukan pada air kotor atau pasokan air minum yang terkontaminasi dengan pembuangan kotoran. Kolera jarang sekali ditularkan dari orang ke orang. Bakteri ini akan masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi olehnya. Bakteri vibrio cholerae sering mengontaminasi:
  • Pasokan air massal
  • Es yang terbuat dari sumber air massal
  • Makanan dan minuman yang diproduksi dengan higiene yang buruk
  • Sayuran yang tumbuh dengan diairi limbah
  • Kerang dan ikan mentah dan makanan laut lainnya yang diperoleh dari perairan yang tercemar limbah.

2.3          Penularan Penyakit Kolera
1.         Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan tercemar dengan Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi Vibrio cholerae, selama epidemi, biasanya tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
2.                  Vibrio cholerae juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan perairan pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.
3.                  Karena Vibrio cholerae tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang lain, kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
4.                  Setelah Vibrio cholerae yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana mereka mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.
5.               Dalam rangka mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio cholerae. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida (atau siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
6.                  Penyakit dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari limbah.

2.4       Gejala Dan Tanda Kolera
            Gejala dan tanda kolera adalah diare yang biasanya disertai dengan bintik-bintik putih (lendir dan sel epitel) yang seukuran beras. Volume diare bisa sangat tinggi yaitu bisa 10 sampai 18 liter selama 24 jam pada orang dewasa dengan 70 kg berat badan. Diare yang dikeluarkan tanpa didahului dengan rasa mules, cairannya berwarna putih keruh dan berbau amis. Diare terjadi berkali-kali. Selain itu, biasanya disertai salah satu atau beberapa gejala berikut:
  • Muntah tanpa rasa mual
  • Denyut nadi cepat
  • Hilangnya elastisitas kulit
  • Membran mukosa kering
  • Tekanan darah turun atau hypotensi
  • Haus
  • Kram otot
  • Gelisah atau lekas marah (terutama pada anak-anak).
  • Kejang otot perut disertai dengan rasa nyeri yang hebat.
  • lemah fisik
  • mulut kering
  • mata cekung
            Mereka yang terinfeksi memerlukan terapi rehidrasi segera untuk mencegah penyakit ini berkembang menjadi keadaan serius. Jika tidak diobati, dehidrasi berat akibat kolera akan menyebabkan shock, asidosis, kolaps, kerusakan ginjal hingga kematian. Dehidrasi berat seringkali terjadi pada 4-8 jam setelah diare pertama, dan pada orang yang tidak diobati akan berakhir dengan kematian dalam waktu sekitar 18 jam.

2.5       Mencegah Kolera
       Langkah terbaik untuk mencegah kolera adalah:
1. Hanya menggunakan air yang telah dimasak atau bahan kimia yang didesinfeksi untuk:
  • Minum, atau menyiapkan minuman seperti teh atau kopi
  • Menyikat gigi
  • Mencuci wajah dan tangan
  • Mencuci buah-buahan dan sayuran
  • Mencuci peralatan makan
  • Mencuci wadah, kaleng, dan botol-botol yang akan diisi makanan atau minuman.
2.  Menghindari makan atau minum dari sumber yang tidak diketahui. Setiap makan mentah bisa terkontaminasi, termasuk:
  • Buah-buahan dan sayuran
  • Susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi
  • Daging mentah
  • Kerang-kerangan
  • Ikan yang ditangkap dari daerah karang tropis (bukan laut terbuka).
     Vaksin kolera tersedia untuk usia minimal dua tahun, dan telah terbukti aman dan efektif. Menurut WHO, enam bulan setelah vaksin kolera diberikan, tingkat keberhasilan di semua kelompok usia adalah 85%-90%, dan menurun menjadi 62% pada orang dewasa dalam waktu satu tahun. Untuk waspada terhadap penyakit kolera, hendaknya dilakukan tindakan preventif, karena penyakit ini tidak dapat disepelekan akibatnya. Adapun tindakan pencegahan yang dimaksud melalui cara :
·         Pertama, pemberian imunisasi vaksin hidup (strain CVD 103-HgR/orachel/mutacel) dan vaksin mati (Dukoral, SBL).
·         Kedua, melakukan pengawasan penderita kolera baik menggunakan laporan kepada instansi kesehatan, melakukan isolasi pada pasien kolera berat. Ketiga, lakukan menejemen kontak terhadap penderita penyakit kolera maupun makanan dan minuman yang diasup. Keempat, pemurnian air minum. Kelima. Menyediakan pembuangan feaces yang tepat dan jauh dari lingkungan padat penduduk.
·         Pencegahan penyakit kolera pun dapat dilakukan dengan pembiasaan hidup sehat, yakni : Pertama, menciptakan kebiasaan cuci tangan sebelum makan ataupun sebelum masak. Kedua, pastikanlah makanan dan minuman yang diasup steril dari bakteri.
·         Ketiga, Minimalisirlah makanan setengah matang apalagi jenis kerang-kerangan. Menu sayuran disertai buah-buahan yang sehat lebih diutamakan. Keempat, Hindari konsumsi jajanan di pinggir jalan yang sering dihinggapi lalat dan tidak terjamin kebersihannya. Menjaga kebersihan makanan dan cara makan dapat membantu Anda tidak terjangkit penyakit kolera. Karena kolera berasal dari kotoran dan memang kotor.

2.6       Pengobatan Kolera
       Untuk keadaan diare yang lebih buruk dari biasanya, lebih baik segera minta pertolongan medis daripada mencoba menanganinya sendiri. Segeralah minta pertolongan medis apabila terjadi diare yang terus menerus atau jika terjadi muntah.

Pengobatan untuk kolera akan ditentukan berdasarkan:
  • Kesehatan dan sejarah medis pasien
  • Tingkat keparahan
  • Toleransi terhadap obat-obatan, prosedur atau terapi tertentu
  • Keluhan
  • Kemungkinan penyebarannya.
Pengobatan untuk kolera biasanya melibatkan proses rehidrasi, yaitu dengan:
  • Solusi rehidrasi melalui oral (oralit).
  • Solusi rehidrasi dengan intravena (infus) untuk kasus kolera berat.
       Pengobatan dengan antiobiotik terkadang juga diterapkan untuk mempercepat durasi penyakit, meskipun bukan dianggap hal utama untuk keberhasilan pengobatan kolera. Penerapan gaya hidup sehat juga penting untuk terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk kolera. Mari jaga kebersihan dan ciptakan gaya hidup sehat dengan olah pikir, olah raga dan olah makan bergizi seimbang.





BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
1.   Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
2.    Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkon-taminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
3.   Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/anti-septik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar